Senin, 03 Januari 2011

Malaikat Pelindung

Suatu ketika, ada seorang bayi yang siap untuk dilahirkan. maka ia bertanya kepada Tuhan.
"ya Tuhan, Engkau akan mengirimku kebumi, tapi aku takut, aku masih sangatlah kecil dan tak berdaya, siapakah nanti yang akan melindungiku disana?"

Tuhanpun menjawab, "diantara semua malaikatku, Aku akan memilih seseorang yang khusus untukmu, dia akan merawatmu dan mengasihimu"
si bayi bertanya lagi, tapi disini, disurga ini, aku tak berbuat apa apa, kecuali tersenyum dan bernyanyi, semua itu cukup membuatku bahagia.

Tuhanpun menjawab, tak usah kuatir, malaikatmu itu akan selalu menyenandungkan lagu untukmu, dan dia akan membuatmu tersenyum setiap hari, kamu akan selalu merasakan cinta dan kasih sayang dan itu semua pasti akan membuatmu bahagia.
namun si bayi bertanya lagi, "bagaimana aku bisa mengerti ucapan mereka, jika aku tidak tahu bahasa yang mereka pakai?"

Tuhanpun menjawab,  malaikatmu itu akan membisikanmu kata-kata yang paling indah, dia akan mengajarkanmu berbicara dengan bahasa manusia."
si bayi bertanya lagi, "lalu bagimana jika aku ingin berbicara kepadamu ya Tuhan?

Tuhanpun kembali menjawab, "malaikatmu akan membimbingmu, dia akan menengadahkan tangannya bersamamu, dan mengajarkan kepadamu untuk berdoa."
lagi-lagi si bayi menyelidik. " namun disana kudengar banyak sekali orang jahat, siapakah nanti yang akan melindungiku?

Tuhanpun menjawab, "tenang, malaikatmu akan terus selalu melindungimu, walau nyawa yang menjadi taruhannya. Dia sering akan melupakan kepentingannya sendiri untuk keselamatanmu, "namun si bayi kini malah sedih, " Ya Tuhan, tentu aku akan sedih jika tak melihatmu lagi.

Tuhan menjawab lagi, " malaikatmu akan selalu mengajarkanmu keagungan Ku, dan dia akan mendidikmu, bagaimana agar selalu patuh dan taat pada Ku, dia akan membimbingmu untuk selalu ingat padaku, dengan begitu, Aku akan selalu ada disisimu"

hening, kedamaianpun tetap menerpa surga, namun suara-suara panggilan dari bumi terdengar sayup-sayup.
"ya Tuhan, aku akan pergi sekarang, tolong sebutkan nama malaikat yang akan melindungiku...."

Tuhanpun kembali menjawab, " nama malaikatmu tak begitu penting.
Kamu akan memanggilnya dengan sebutan: Ibu


Mawar Untuk Ibu


seorang pria berhenti ditoko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang Ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya.
begitu keluar dari mobil, ia melihat seorang gadis kecil berdiri ditrotoar sambil menangis, pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, "saya ingin membeli setangkai bunga mawar untuk Ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima ratus rupiah saja, sedangkan mawar itu lima ribu."

Pria itu tersenyum dan berkata. "ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau." kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan ke Ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang kerumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, "ya tentu saja, maukah anda mengantarkan ketempat Ibu saya?"

Kemudian mereka berdua menuju ketempat yang ditunjukan gadis itu, yaitu pemakaman umum. dimana lalu gadis kecil itu meletakan bunganya
pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu menjadi terenyuh dan teringat sesuatu. bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya,
ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraanya sejauh 250 km menuju rumah Ibunya.





8 Kebohongan Ibu Dalam Kehidupan Kita

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan
membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah
ini justru sebaliknya.

Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini
justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat
sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling
indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja,
seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :

“Makanlah nak, aku tidak lapar”




KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu
senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap
dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi
untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar
dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk
disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang
yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu
seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan
memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia
berkata :
“Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”



KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku,
ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk
ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk
menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari
tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan
gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku berkata
:”Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.
” Ibu tersenyum dan berkata :”Cepatlah tidur nak, aku tidak capek”



KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi
ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu
yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama
beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah
selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah
disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak
dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat
ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu
sambil menyuruhnya minum.
Ibu berkata :”Minumlah nak, aku tidak haus!”



KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita
pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat
kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati
yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk
menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan
nasehat mereka,

Ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta”



KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan
bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak
mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit
sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang
bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu
memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang
tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut.

Ibu berkata : “Saya punya duit"


KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat
sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di
perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa
ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati,
bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku :

“Aku tidak terbiasa"



KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung,
harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra
atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku
melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani
operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh
kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku
karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu
menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering.
Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit
sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan
tegarnya berkata :
“Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan”



KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. Dari cerita di atas, saya
percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali
mengucapkan : ” Terima kasih Ibu ! ”

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon
ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita
untuk berbincang dengan ayah ibu kita?

Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai
beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita
selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan
dengan pacar, kita pasti lebih peduli dengan pacar. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar, cemas
apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di
samping kita…??

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari orangtua kita? Cemas
apakah orangtua kita sudah makan atau belum? Cemas apakah orangtuatu kita sudah
bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan
kembali lagi…

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi orangtua kita,
lakukanlah yang terbaik.
Jangan sampai ada kata “MENYESAL” di kemudian hari.




sumber :(http://infokita.ucilblog.com/info-menarik/8-kebohongan-ibu-dalam-kehidupan.htm)